Text
Pengakuan Pengakuan
Buku berjudul Confessions (Pengakuan-pengakuan) yang ditulis oleh St. Agustinus ini merupakan salah satu karya spiritual klasik. Sejak jaman St. ugustinus, buku ini banyak disukai oleh banyak saudara, bahkan, hingga saat ini, baik saya dan Paus Benediktus XVI juga termasuk dalam “saudara” yang sangat menyukai buku ini. Begitu mendalam kesan yang ditinggalkan buku ini, hingga Paus Benediktus pernah berkata dalam sebuah wawancara, bila ia tinggal di padang gurun dan hanya diperbolehkan membawa dua buku, selain Kitab Suci, ia akan membawa buku karangan St. Agustinus tersebut. Nah, seperti apa sih isi buku favorit Paus Benediktus ini?
Buku ini merupakan autobiografi rohani, berkisah tentang kehidupan batin seorang Bapa Gereja, kehidupan batin yang dinarasikan dalam bentuk dialog dengan Allah. Judul buku ini, Confessions (bahasa latinnya, confessiones), menunjukkan hakekat dari buku tersebut. Di satu sisi, confessiones berarti pengakuan akan kesalahan kita, buruknya dosa kita. Namun di sisi lain, confessiones berarti pujian dan syukur kepada Allah.
Melalui pengakuan St. Agustinus, kita dapat melihat kehidupan St. Agustinus dengan sangat jelas: kenakalannya di masa kanak-kanak, kecerdasannya, hasrat seksualnya yang menggebu-gebu yang membuat ia memiliki seorang anak di luar pernikahan, namun yang tidak kalah penting adalah ini: hasratnya yang sangat besar untuk mencari kebenaran yang absolut, pengembaraan batinnya, dan juga pertobatannya kepada Allah. Dengan menulis pengakuan akan kehidupannya secara jujur, St. Agustinus ingin agar orang-orang tidak menilai dan memuji dirinya secara berlebihan.
Dengan membaca buku ini, maka umat Katolik dapat melihat betapa dekatnya sosok St. Agustinus dengan manusia jaman sekarang: ia bukan orang kudus yang melakukan banyak mukjizat seperti penyembuhan, bukan seseorang yang mendapat pengalaman mistik seperti St. Teresa dari Avila, dan juga bukan orang kudus yang hidupnya tanpa dosa. Justru sebaliknya, kisah hidupnya menggambarkan betapa kekudusan dicapai melalui ketekunan dalam pertobatan, dengan perjuangan dalam menyelaraskan kehendak manusia dan kehendak Allah.
Saya sangat yakin para pembaca akan mendapatkan manfaat rohani yang sangat besar dari buku ini. St. Agustinus mengajarkan kita, bahwa Allah dapat ditemukan, pertama-tama bukan dengan mencarinya di luar, melainkan dengan masuk ke dalam, meneropong ruang batin kita, kehidupan kita. Kita dapat menemukan tangan Allah yang membimbing kita, bila kita peka terhadap kehadiran-Nya. Oleh karena itu, kita perlu membina relasi yang sangat intim dan personal kepada Allah.
Saya juga yakin buku ini mampu menyentuh hati mereka yang membacanya. St. Agustinus merupakan pribadi yang sangat puitis, yang menggambarkan relasinya kepada Allah dengan cara yang sangat indah dan romantis.
Tidak tersedia versi lain