Text
Imam Bukan Miliknya Sendiri
Kita yang telah menerima Sakramen Imamat menyebut diri kita sebagai “imam”. Penulis tidak pernah mendengar ada imam yang pernah mengatakan, “Saya ditahbiskan sebagai sebuah ‘kurban”’, maupun yang pernah mengatakan, “Saya sedang belajar untuk menjadi sebuah kurban.” Tampaknya untuk menjadi imam yang seperti itu hampir merupakan suatu hal yang asing. Seminari selalu mengajarkan kepada kita untuk menjadi imam yang “baik”; tidak pernah kita diajarkan untuk rela menjadi kurban.
Namun demikian, bukankah Kristus, Sang Imam, merupakan suatu Kurban? Bukankah Ia datang untuk mati? Ia tidak mempersembahkan anak domba, lembu atau merpati. Ia tidak pernah mempersembahkan apa pun selain Diri-Nya sendiri.
Buku ini mengajak kita merefleksikan dan merenungkan kembali keimamatan kita. Sudahkah kita menyerupai Sang Imam Agung?
Tidak tersedia versi lain